Jumat, 13 Februari 2009

NERAKA TEMPAT YANG MENYENANGKAN

Udin dan Sabri menyusuri jalan raya di siang bolong. Matahari terasa sangat menyengat. Belum lagi ditambah pantulan dari aspal yang menerpa wajah mereka. Maklum, di sepanjang jalan memang sudah tidak ada sebatang pohon pun yang tumbuh.

"Bri, panas ya..?" tanya Udin pada temannya yang terengah-engah bersimbah peluh.

"Udah tau, nanya..." jawab Sobri ketus.

"Bri, ini masih di bumi... panasnya sudah bukan main...," kata Udin "Kita kudu latihan, Bri..," lanjut Udin, "... kata orang, ntar di neraka panasnya ribuan kali lipat dari ini...."

"Alaaahh.... Sok tau kamu, Din..." potong Sobri, "memangnya kamu sudah pernah meninjau kesana?"

"Ya nggaklah...." Jawab Udin, "Orang harus mati dulu baru bisa tau tempat surga dan neraka. Memangnya aku pernah mati...?"

"Lho, kok kamu tau kalo di neraka jauh lebih panas...?"

"Itu kata orang, Din..."

"Itu mah neraka jaman dulu..."

"Memangnya beda, Din... Neraka jaman dulu sama jaman sekarang..?"

"Ya iyalah...."

"Kok....?"

"Bri..., neraka jaman sekarang sudah nggak panas lagi..."

"Kenapa begitu, Din...?" tanya Sobri terheran-heran.

"Neraka jaman sekarang itu kan tempatnya orang-orang kaya.... misalnya, para koruptor, para penipu, bandar narkoba.... pokoknya tempatnya orang-orang yang hartanya nggak habis dimakan sampai seratus turunan..." jelas Udin.

"Memangnya kalo banyak orang-orang kaya di sana, jadi nggak panas lagi...?" tanya Sobri setengah heran.

"Panas sih tetep, tapi mereka dengan hartanya bisa memasang AC di setiap sudut neraka.... terus lagi, mereka siapkan tabung pemadam api di setiap tempat.... Jadi, neraka tidak panas lagi..."

"Ah... Ngaco lu...."