Sabtu, 14 Februari 2009

CINCIN KAWIN DI TEMPAT TAK SEHARUSNYA

Dokter Hera adalah seorang ahli bedah. Menjadi kebiasaan, pagi sebelum berangkat bekerja, ia dan suaminya sarapan bersama. Secara tidak sengaja, ia melirik pada jari kelingking suaminya. Betapa ia heran, tidak ada dilihatnya cincin perkawinan mereka melingkar di sana.

"Mas, kok cincinya tidak dipakai...?" tanyanya selidik.

Mendapat pertanyaan seperti itu, suaminya menunjukkan ekspresi yang sangat sedih.
"Sayang, aku minta maaf...." katanya, "cincin itu jatuh ke lubang kloset waktu aku buang air..."


Mendengar keterangan dari suainya, Hera merasa sangat kecewa. Sejanak ia terdiam. Tetapi, akhirnya ia menyadari bahwa cincin itu bukanlah segalanya. Itu hanyalah simbol.
"Mas, kamu boleh kehilangan cincin itu...., tapi aku harap tidak kehilangan cinta untukku," katanya.

"Oh tidak, Sayang..!" jawab Suaminya. "Cincin itu boleh hilang, tetapi cintaku tetap abadi."

Mendengar pernyataan suaminya itu, hati Hera sedikit terhibur. Sehabis sarapan, ia berangkat bekerja dengan hati lega.

Pagi ini ia dijadwalkan melakukan operasi pada seorang wanita muda. Menurut hasil tes radiologi, didapati benjolan aneh pada pintu rahimnya. Itulah yang membuat wanita muda itu selalu merasa nyeri pada bagian bawah perutnya.

Operasi berjalan lancar. Dokter Hera berhasil menganggkat benjolan itu dengan mudahnya. Setelah proses pembedahan selesai, dokter Hera membawa benda yang diangkat dari rahim pasiennya itu ke laboratorium untuk diteliti lebih lanjut. Betapa ia terkejut, ia merasa tidak asing dengan benda itu.

"Ini kan cincin suamiku yang jatuh ke lubang kloset...." renungnya heran, "kenapa bisa masuk ke rahim wanita itu....?"

0 comments: