Selasa, 10 Maret 2009

HANTU JEMPOL

Cerita ini dari penuturan teman saya. Kisah tentang HANTU JEMPOL alias ibu jari. Alkisah, ada seorang pemuda yang suka kebut-kebutan kalau sedang mengendarai motor. Pepatah mengatakan, sepandai-pandainya tupai meloncat pasti akan jatuh juga. Tak pelak, si pemuda itu meski jago ngebut akhirnya mengalami kecelakaan juga. Korban wafat seketika setelah motor yang dikendarainya melaju di jalan raya dengan kecepatan tinggi bertubrukan dengan bis kota. Saya tidak tahu persis kondisi fisik korban, tapi konon hancur lebur. Kecelakaan itu sempat memacetkan arus lalulintas beberapa saat. Polisi dibantu oleh warga segera mengevakuasi korban. Setelah melalui otopsi, jenasah dikebumikan oleh keluarganya. Nah, cerita HANTU JEMPOL lahir setelah pemakaman tersebut.


Setelah malam ketiga, beredar issu ada hantu jempol bergentayangan. Mulanya hantu itu menampakkan diri di sekitar TKP. Tetapi kemudian hantu itu meneror seluruh kota. Beberapa paranormal mengatakan bahwa hantu jempol itu adalah bagian tubuh dari korban tabrakan yang ketika dimakamkan bagian ibu jari masih tertinggal di tempat terjadinya kecelakaan. Menurut data hasil otopsi memang dinyatakan bahwa ibu jari kanan korban tidak ditemukan.

Semula teman saya itu tidak percaya kalau di jaman moderen ini masih ada hantu gentayangan di tengah kota. Suatu malam, ia merasa pintu kamar kostnya ada yang mengetuk. "Siapa sih malam-malam begini iseng," pikirnya. Ketika ia membuka pintu itu, ternyata tidak ada siapa-siapa di sana. Kembali ia tutup pintu itu. Tidak selang lama, pintu kembali diketuk. Bergegas ia membuka. Pikirnya, kalau ada yang iseng pasti langsung kepergok. Tetapi ternyata tidak ada siapa-siapa. "Aneh..." katanya dalam hati. Pintu kembali ditutup.

Sekali lagi, setelah pintu ditutup, ketukan kembali terdengar. Bulu-bulu kuduk teman saya itu mulai berdiri. Ada perasaan aneh mencekam pikirannya. Pelan-pelan ia membuka pintu sekali lagi. Dan... ternyata yang ada sepotong ibu jari melayang-layang. "Wah... ini dia hantu jempol itu..." katanya dalam hati. Ia mencoba melawan rasa takut yang menggelayut dalam benaknya. Mulailah dia mengucapkan doa-doa dengan khusuk. Tetapi hantu itu masih saja tidak bergeming. Bahkan terlihat bertambah besar. Semakin keras teman saya itu mengucapkan doa-doanya, maka semakin besar jempol itu terlihat. Ia mulai frustrasi. Diambilah sebuah sapu di balik pintu untuk menghalau hantu itu. Tetapi hantu itu menghindar. Bahkan balik menyerang. Saking kehabisan akal, teman saya itu menghardik spontan. "Hai jempol...!!! Kau pikir aku takut..!!!" katanya sambil mengacungkan jari kelingking. Melihat acungan jari kelingking, si jempol itu sontak lari terbirit-birit....

1 comments:

Anonim mengatakan...

konyooolll....